Tuhan Allah Yang Setia
Karya: Aan Parwana
Dalam palungan engkau berbaring
Iringan seruling anak gembala
Cukup menenangkanMu dalam pembaringan
Kaulah Tuhan, Allah yang agung
Yang patut ditinggikan
Anak Allah yang murah hati dan tak
Letih lesu dalam mengajarkan kebenaran hidup dan tak pernah ada
Engkau adalah Allah yang setia
Xenofobia dalam setiap negeri asing
Aku sungguh bangga punya sahabt sepertiMu
Namun hanya dalam perasaan
Dunia saja engkau buat untukku dengan cuma cuma
Engkaulah Tuhan yang setia
Roh kudusmu nyata dalam hidupku
Sungguh agung namaMu...
Ilahi yang pemurah hati
HatiMu seperti salju
Ombak saja engkau tak peduli hanya menopangku dalam bahteramu
Membuatku semakin yakin padaMu
Biar aku dibulipun tetap Tuhan, Allahku. yang paling
Indah dalam kehidupanku
Nama yang agung
Genggamlah tanganku dengan erat.
kumpulan puisi seorang pemuda, karya anak bangsa
Selasa, 24 Oktober 2017
Kepergian Seorang Ibu
Karya : Aan Parwana
Suatu senja, kala mentari kan hampir terbenam
Urapan kasih seorang bunda mulai terbayang
Cerita indah kenangan bersama bunda
Ikatan kasih yang tak pernah pudar
Fikiran cinta kasih bunda yang tak pernah hilang dikalbuku
Inilah cinta yang sesungguhnya
Tiada hari tanpa kasih
Rindunya rindu diriku padamu bunda
Yang tak pernah meninggalkan aku
Engkaulah permata yang indah
Namun semua hanya tinggal kenangan
Gelisah diriku tanpa seorang ibu
Gembira berganti resah
Andai engkau masih ada
Yang gelisah berganti riang gembira
Aku sangat merindukanmu bunda
Niscaya hati ini gelisah karena kepergianmu
Ibu, aku sangat merindukanmu
Karya : Aan Parwana
Suatu senja, kala mentari kan hampir terbenam
Urapan kasih seorang bunda mulai terbayang
Cerita indah kenangan bersama bunda
Ikatan kasih yang tak pernah pudar
Fikiran cinta kasih bunda yang tak pernah hilang dikalbuku
Inilah cinta yang sesungguhnya
Tiada hari tanpa kasih
Rindunya rindu diriku padamu bunda
Yang tak pernah meninggalkan aku
Engkaulah permata yang indah
Namun semua hanya tinggal kenangan
Gelisah diriku tanpa seorang ibu
Gembira berganti resah
Andai engkau masih ada
Yang gelisah berganti riang gembira
Aku sangat merindukanmu bunda
Niscaya hati ini gelisah karena kepergianmu
Ibu, aku sangat merindukanmu
Senin, 23 Oktober 2017
IBUKU SURGAKU
Ibu,,,
Engkau adalah surga yang nyata
Perhiasan yang terindah
Takkan surut kasih sayang darimu
Cintamu yang tak pernah pudar
Oh,, ibu..
Kasihmu sperti luasnya samudra
Ibu,,,
Didunia ini, tak kudapat yang sesabar dirimu...
Jika aku meminta, engkau slalu berikan
Jika aku membutuhkanmu, engkau selalu ada
Kala aku sedih, engkau yang menghiburku...
Ibu,,,
kasihmu sungguh setia
Kau adalah pelita hidupku
Kau selalu memaafkan segala kesalahanku
Membuatku menyesali atas segala perbuatanku
Ku hanya bisa menangis tersedu
Teringat akan perbuatanku pada dirimu
Ibu,,,
Maafkanlah aku anakmu ini
Tangisku semakin membara
Saat kau mengucapkan
"Aku telah memaafkanku anakku sayang".
Karya : Aan Parwana
Ibu,,,
Engkau adalah surga yang nyata
Perhiasan yang terindah
Takkan surut kasih sayang darimu
Cintamu yang tak pernah pudar
Oh,, ibu..
Kasihmu sperti luasnya samudra
Ibu,,,
Didunia ini, tak kudapat yang sesabar dirimu...
Jika aku meminta, engkau slalu berikan
Jika aku membutuhkanmu, engkau selalu ada
Kala aku sedih, engkau yang menghiburku...
Ibu,,,
kasihmu sungguh setia
Kau adalah pelita hidupku
Kau selalu memaafkan segala kesalahanku
Membuatku menyesali atas segala perbuatanku
Ku hanya bisa menangis tersedu
Teringat akan perbuatanku pada dirimu
Ibu,,,
Maafkanlah aku anakmu ini
Tangisku semakin membara
Saat kau mengucapkan
"Aku telah memaafkanku anakku sayang".
Karya : Aan Parwana
PANCASILA KEBANGGAANKU
Karya : Aan Parwana
Garuda pancasila,,
Engkaulah dasar negaraku
Engkau adalah pedoman bangsaku
Sebagai nilai fundamen bangsa Indonesia
Puluhan tahun yang lalu dalam waktu yang relatif singkat
Engkau tetap berdiri kokoh
Meskipun musuh merongrong sangat kuat,
Meskipun pahlawanmu rebah bercucuran darah
Tapi, anak bangsa tak kenal lelah.
Tak'kan mengeluh saat badai tiba
Sungguh luar biasa kesaktianmu membawa kita merdeka
Sekarang, kami berjanji, berbakti, mengabdi tuk memenuhi norma normamu.
Agar tak ada insan lain yang merubah kerja nyata kesaktianmu.
Karya : Aan Parwana
Garuda pancasila,,
Engkaulah dasar negaraku
Engkau adalah pedoman bangsaku
Sebagai nilai fundamen bangsa Indonesia
Puluhan tahun yang lalu dalam waktu yang relatif singkat
Engkau tetap berdiri kokoh
Meskipun musuh merongrong sangat kuat,
Meskipun pahlawanmu rebah bercucuran darah
Tapi, anak bangsa tak kenal lelah.
Tak'kan mengeluh saat badai tiba
Sungguh luar biasa kesaktianmu membawa kita merdeka
Sekarang, kami berjanji, berbakti, mengabdi tuk memenuhi norma normamu.
Agar tak ada insan lain yang merubah kerja nyata kesaktianmu.
Setangkai Bunga Yang Tak Pernah Kumiliki
Karya : Aan Parwana
Wajahmu bagaikan
Bulan dimalam hari
Yang begitu indah
Untuk menyinari
Hatiku yang ini gelap
Senyummu yang begitu manis
Membuat siapa saja luluh saat
Melihatmu tersenyum ingin
Rasanya diriku memiliki namun
Itu adalah hal yang mustahil bagi
Diriku untuk memilikimu
Namu diriku akan selalumu menjagamu dari
Kejauhan dan menatapmu dari kejauhan pula
Karena aku hanyalah orang biasa yang tak
Punya apa-apa, hidup tak menentu
Aku bagaikan bulu yang terkulai
Tak tau arah kemana
Tapi aku memiliki cinta yang tulus untukmu
Biarkanlah aku menjadi pelangimu
Yang memberikan senyum indah setelah hujan
Karena cinta seorang pemuda, anak orang tak punya
Tak begitu berarti bagimu
Biarlah aku menatapmu sepanjang hidupku
Sebab cintaku hanya padamu seorang
Karya : Aan Parwana
Wajahmu bagaikan
Bulan dimalam hari
Yang begitu indah
Untuk menyinari
Hatiku yang ini gelap
Senyummu yang begitu manis
Membuat siapa saja luluh saat
Melihatmu tersenyum ingin
Rasanya diriku memiliki namun
Itu adalah hal yang mustahil bagi
Diriku untuk memilikimu
Namu diriku akan selalumu menjagamu dari
Kejauhan dan menatapmu dari kejauhan pula
Karena aku hanyalah orang biasa yang tak
Punya apa-apa, hidup tak menentu
Aku bagaikan bulu yang terkulai
Tak tau arah kemana
Tapi aku memiliki cinta yang tulus untukmu
Biarkanlah aku menjadi pelangimu
Yang memberikan senyum indah setelah hujan
Karena cinta seorang pemuda, anak orang tak punya
Tak begitu berarti bagimu
Biarlah aku menatapmu sepanjang hidupku
Sebab cintaku hanya padamu seorang
HUJAN SUATU MALAM
Karya : Aan Parwana
Dikala musimmu datang
Rintikan hujan dan gemuruh riah
Beradu suara disegala penjuru
tak lagi ku pedulikan
Ketika jantung ini berdetak mengiringi nada hujan diatas genteng
tak kurasa aku sedang jatuh cinta pada seorang
Kini aku tak tau, entah hati kita seperasaan
ketika kau mencintainya
dan kau hanya mendapatkan hujan,
Cintailah aku sebagai pelangimu.
walau di dunia ini,
ada yang suka hujan dan ada pula yang tak suka
Tapi diriku layu tanpa hujan.
Disaat rintikan hujan malam ini
Bersama air hujan ini kujatuhkan perasaan cinta
Dalam genangan air hujan
Hujan adalah curahan air yang indah
dalam suasana perasaan CINTA seorang pemuda.
Karya : Aan Parwana
Dikala musimmu datang
Rintikan hujan dan gemuruh riah
Beradu suara disegala penjuru
tak lagi ku pedulikan
Ketika jantung ini berdetak mengiringi nada hujan diatas genteng
tak kurasa aku sedang jatuh cinta pada seorang
Kini aku tak tau, entah hati kita seperasaan
ketika kau mencintainya
dan kau hanya mendapatkan hujan,
Cintailah aku sebagai pelangimu.
walau di dunia ini,
ada yang suka hujan dan ada pula yang tak suka
Tapi diriku layu tanpa hujan.
Disaat rintikan hujan malam ini
Bersama air hujan ini kujatuhkan perasaan cinta
Dalam genangan air hujan
Hujan adalah curahan air yang indah
dalam suasana perasaan CINTA seorang pemuda.
Langganan:
Postingan (Atom)